Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah
Manusia sekarang lebih senang memberi daripada menerima pemberian. Memang memberi merupakan amal yang sangat mulia, terutama saat kita ikhlas melakukannya, tapi apakah menerima pemberian itu tidak mulia?.
Tanpa adanya si penerima, si pemberi pun tidak bisa berbuat apa apa.
Saya sering menjumpai beberapa teman, sangat senang menawarkan bantuan atau makanan pada saya, tapi saat saya gantian menawarkan, mereka terkadang dengan halus menolaknya. Mungkin memang tidak membutuhkanya. Lalu menurut anda, bagaimana perasaan si pemberi yang ditolak itu?
Terkadang kita juga melihat, saat seseorang menawarkan makanan, itu hanya sekedar sopan santun. Disinilah kita harus pandai, apakah dia benar benar menawarkan atau hanya basa basi?
Jangan malu atau gengsi untuk menerima sebuah tawaran, karena menerima bisa membuat bahagia orang yang memberi. Bahkan dikisahkan ada sahabat nabi yang menawarkan makanan pada tamu nabi, padahal keluarganya sendiri belum makan. Sahabat ini memang amat mulia, tapi seandainya sang tamu tahu, bahwa si tuan rumah belum makan, apakah dia mau menerima makanan itu? Jika dia tidak menerimanya, apakah sang sahabat akan bahagia?
Karena asyik memberi, kita sering tidak mau menerima. Padahal saat kita mau menerima pemberian seseorang, kita sudah membuat orang itu bahagia dan mendapat pahala. Jika memberi bisa mendapatkan pahala karena membahagiakan orang lain, maka menerima juga mendapatkan pahala karena membiarkan orang lain mendapat pahala dan menjadi bahagia.
Jadi, jangan halangi seseorang untuk mendapat pahala.
You can check my good site :
BalasHapusagen bola sbobet
agen bola terbaik dan terpercaya
daftar agen bola terpercaya
thank you