Mobil Nasional (Mobnas) Perlu kah?

 Menciptakan mobil nasional sudah dimulai sejak tahun 1975. Sempat tak terdengar beberapa tahun, beberapa hari lalu rencana pembuatan mobil nasional kembali digaungkan bekerja sama dengan Proton, produsen mobnas Malaysia.

Riwayat mu dulu

mobil timor via : myfirdausfamily.files.wordpress.com
 Bermula ditahun 1975, 'Toyota kijang' menjadi mobil pertama yang semua proses pembuatannya di Indonesia. Tahun 1994 nasionalisai Mazda 323 melahirkan 'MR 30'. 1996 Bj Habibie menciptakan 'Maleo' bersama Australia. Mobil 500cc dari 'Kalla Motor' dan MPV 'Beta 97' karya Grup Bakrie hanya sampai di fase prototype.'Timor' yang didukung penuh presiden soeharto harus kandas bersama 'Bimantara' diterjang krismon 98 .
Mobil Esemka via: surakarta.go.id
   Sempat mati suri akibat krisis, mobnas karya anak bangsa mulai dibangkitkan lagi. Mulai dari kelas minibus 'Texmaco Macan' dan 'Esemka', mini car 'Gang Car', 'Arina',dan 'Nuri', truk 'Texmaco Perkasa', offroad 'Fin Komodo', sampai mobil listrik 'Marlip' dan 'Tucuxi' serta  mobnas mobnas lain seperti 'Kancil', 'Tawon', dan 'Wakaba'.
 (via : wikipedia)
"Belajar" ke Malaysia
via : detik.com
 Awal Februari 2015, Presiden Jokowi ikut menghadiri kerja sama antara PT ACL dengan  dengan produsen mobnas malaysia 'Proton' (yang kabarnya) untuk pembuatan mobnas (lagi). Tidak ada yang salah kerja sama dengan malaysia karena kita juga pernah melakukan menggandeng jepang (kijang), korea (bimantara), bahkan Italia (Timor) untuk menciptakan mobil nasional.
 
Muatan Politis ?
Mengingat sudah banyak mobnas yang sudah kita ciptakan, tak heran jika kerja sama dengan Proton 'dianggap' tidak layak, terlebih pangsa pasar Proton terus mengalami penurunan. Kehadiran kedua kepala negara di acara antar swasta diisukan bermuatan politis, terlebih karena pemilik PT.ACL adalah Hendropriyono, eks kepala BIN dan  juru kampanye Presiden kita.

Membangun Industri Mobnas 
Pabrik Mobil di Bekasi via : bekasibusiness.com
 Punya mobil bermerk nasional tanpa embel embel merk asing memang impian rakyat Indonesia. Tapi hal itu tidak hanya soal membuat mobilnya saja, tapi harus dikembangkan menjadi industri yang menghasilkan profit.
Untuk menbangun Industri mobnas, setidaknya perlu 4 tahap yang harus dilakukan dalam kurun waktu 10-15 tahun.
  Empat tahapan itu adalah Licensing, Manufacturing, Co-design & development, dan Inovasi sehingga Indonesia benar benar memiliki hak cipta (copyright) dalam Industri mobil. (via : tempo.co
  Hyundai dan KIA dulu juga membeli lisensi dari Nissan dan Mitsubishi, lalu apakah tepat kita membeli lisensi Proton?
Yang jelas, jangan sampai Indonesia hanya menjadi pengalihan pasar dari malaysia.
 
Menengok Thailand
via : detik.com
 Thailand tidak punya mobil nasional, tapi mereka adalah raja industri otomotif di ASEAN. Tahun 2012 saja, Thailand memproduksi 2 juta lebih kendaraan roda empat dimana 50% nya ditujukan untuk pasar ekspor. 
 Prestasi ini karena pemerintah thailand tidak berorientasi untuk membuat mobnas sendiri. Mereka punya Thailand Automotive Institut (TAI) lembaga independen yang membawahi semua industri otomotif di negara ini. Walaupun tidak memiliki mobil bermerk nasional, tapi Thailand memiliki lebih dari 2000 perusahaan lokal yang memproduksi komponen dan suku cadang mobil yang di produksi di thailand. Jadi meski mobilnya merk asing, jeroannya made in negri sendiri.
"Setiap pemerintahan yang berkuasa, mereka pernah memikirkan mobnas. Akan tetapi, selalu ada dua pilihan. Pertama, melahirkan mobnas. Kedua, menjadi basis produksi. Pemerintah silih berganti, tetapi pilihan yang terbaik dan paling bisa diterima bukan mobnas. Sebab, menjadi basis produksi berarti kita merakit mobil untuk seluruh dunia. Thailand tidak punya visi membuat mobnas," ujar Presiden TAI Vichai Jirathiyut
(via : kompas.com)
  
Apa yang kita butuh

 Punya mobil nasional memang membanggakan, tapi sebenarnya apa yang kita butuhkan? mobil kah?. 
Produksi kendaraan bermotor ramah lingkungan sudah mulai dikembangkan diberbagai belahan dunia, dari mobil bertenaga listrik sampai mobil berbahan bakar non minyak. Anak bangsa sudah ada yang sanggup membuat mobil listrik dan para mahasiswa kita juga mampu mengubah kapur menjadi bahan bakar. lalu mobil nasional seperti apa yang seharusnya dibuat?
Prototype mobil berbahan bakar kapur karya mahasiswa unibraw via :prasetya.ub.ac.id
 Untuk negara maritim seperti kita, menurut saya, punya mobnas sama sekali bukan prioritas, terlebih dengan bertambah padatnya jumlah kendaraan bermotor yang menambah kemacetan jalan. Yang kita butuhkan adalah produksi alat transportasi masal yang benar benar bisa bersaing bukan hanya di dalam negri, tapi juga dunia.
  Kita sudah mampu membuat bus nasional, tapi di negri sendiri kalah bersaing dengan bus pabrikan jerman. Kendaraan seperti truk untuk mengangkut logistik kebutuhan sehari hari rakyat indonesia, masih dikuasai jepang. PT INKA pun masih harus mengimpor gerbong dari luar negri untuk kereta api nasional.
  Negara kepulauan sudah sepatutnya punya banyak produksi Kapal Laut dan Kapal terbang yang dapat menghubungkan rakyat di pulau pulau yang berbeda. Dan alangkah bangga nya jika kita tahu bahwa nasi yang kita makan berasal dari petani yang memakai traktor buatan Indonesia dan ikan yang kita makan adalah tangkapan nelayan dengan perahu bermesin made in Indonesia.
Jadi APANasional yang sebenarnya kita butuhkan dan dapat kita banggakan?
Apa yang kita punya
 Kita memang pernah bekerja sama dengan asing, tapi jangan lupa Perusahaan Swasta dan BUMN milik negara juga mampu memproduksi mobil nasional. Sebut saja PT DI dengan Gang Car-nya, LIPI dengan Marlip-nya, INKA dengan GEA-nya dan Perusahaan perusahan otomotif swasta milik anak bangsa sendiri sudah memproduksi mobnas. 
Pesawat CN235 buatan PT DI via : wikipedia.com
 
  Kita sudah punya kereta nasional buatan INKA, pesawat nasional karya DI, kapal laut nasional hasil PAL, kendaraan militer  nasional dari PINDAD dan produk produk nasional lainnya, walau masih sulit bersaing dengan produk luar. 
  Dengan segala 'nasional' yang sudah Indonesia miliki dan problematika transportasi yang masih menyayangi kita, perlukan kita punya mobil nasional?
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar